Jumat, 12 Januari 2018

Biarkan Aku Menulis Puisi

Kupikir kau telah berteman dengan petir
Sekalipun angin Desember berbisik manja
Memekarkan bunga di hatimu
Hingga hujan tak peduli lagi padamu

Kita berjalan di lorong basah menapaki senja yang muram 
sambil menggenggam kenangan yang basah
kau berceloteh tentang pedasnya gigil angin pagi
yang aromanya terbawa ke selatan
menuju titik pemberhentian

setelah subuh menepi pagi
kau masih menyeka bulir kenangan
(hitam putih) adalah selera para penyintas.

Sayangnya, kita belum selesai mengintari taman
Atau trotoar yang penuh penjaja kata
Sebab kau masih menagih puisi yang belum selesai kutuliskan

Matang Glumpang Dua, 2017

Sajak Halim Mubary (Serambi Indonesia, Minggu 7 Januari 2018)
Halim Mubary, lahir di Meureudu, 1969. Dosen IAI Al-Azizyah Samalanga.
Sekarang menetap di Bireun

Lukisan kota senja
Biarkan Aku Menulis Puisi/Ilustrasi Pinterest


0 komentar:

Posting Komentar