Rabu, 10 Januari 2018

Lindap Cinta

Matahari berlari
Dalam kabut tipis

Seiris puisi berbaris 
Mencungkil kedua bola mata
Sepintas, namun cukup pedas

Asap mengempul dari kawan
Bahkan telinga tak sanggup
Untuk mendengar lolongan
Yang entah kenapa, masih 
Terus menguntit pagi yang hening

Buah tasbih telah bertutur
Melumatkan setiap murka
Tanpa jeda

Meureudu, 2017

Sajak Halim Mubary (Serambi Indonesia, Minggu 7 Januari 2018)
Halim Mubary, lahir di Meureudu, 1969. Dosen IAI Al-Azizyah Samalanga.
Sekarang menetap di Bireun

Pantai Senja
Lindap Cinta


0 komentar:

Posting Komentar